Senin, 26 Agustus 2013
Antaga, Sanghyang
Sang Hyang Antaga, Ki lurah wijamantri Pada zaman kadewatan diceritakan Sanghyang Wenang mengadakan sayembara untuk memilih penguasa kahyangan dari ketiga cucunya yaitu Bathara Antaga (Togog), Bathara Ismaya (Semar) dan Bathara Manikmaya (Bathara Guru).
Untuk itu sayembara diadakan dengan cara barang siapa dari ketiga cucunya tersebut dapat menelan bulat-bulat dan memuntahkan kembali Gunung Jamurdipa maka dialah yang akan terpilih menjadi penguasa kahyangan.
Pada giliran pertama Bathara Antaga (Togog) mencoba untuk melakukannya,namun yang terjadi malah mulutnya robek dan jadi dower karena Togog salah menelan gunung yang sedang aktif dan mendadak meletus ketika gunung tersebut berada di dalam rongga mulut Togog.
Giliran berikutnya adalah Bathara Ismaya (Semar) yang melakukannya, Gunung Jamurdipa dapat ditelan bulat-bulat tetapi tidak dapat dikeluarkan lagi karena Semar tidak bisa mengunyah akibat giginya taring semua, dan jadilah Semar berperut buncit karena ada gunung didalamnya seperti dapat kita lihat pada karakter Semar dalam wayang kulit. Karena sarana sayembara sudah musnah ditelan Semar maka yang berhak memenangkan sayembara dan diangkat menjadi penguasa kadewatan adalah Sang Hyang Manikmaya atau Bathara Guru, cucu bungsu dari Sang Hyang Wenang.
Togog merupakan salah satu dari Punakawan sabrang. Pasangan tokoh wayang yang satu ini adalah Bilung. Ia merupakan titisan dari Sang Hyang Antaga, yang merupakan saudara dari Sang Hyang Ismaya dan Sang Hyang Manikmaya.
Dalam cerita pewayangan, Togog digambarkan tidak bersetia dengan majikannya. ia selalu saja beralih majikan satu ke majikan lainnya.
Maka dari itu orang yang suka gonta-ganti pekerjaan atau tidak setia dengan majikannya dapat disebut Togog Adapun Bathara Antaga (Togog) dan Bathara Ismaya (Semar) akhirnya diutus turun ke marcapada (dunia manusia) untuk menjadi penasihat, dan pamong pembisik makna sejati kehidupan dan kebajikan pada manusia, yang pada akhirnya Semar dipilih sebagai pamong untuk para ksatria berwatak baik (Pandawa) dan Togog diutus sebagai pamong untuk para ksatria dengan watak buruk (Kurawa) .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar