BAGONG terjadi dari bayangan Sanghyang Ismaya atas sabda Sanghang Tunggal, ayahnya. Ketika Sanghyang Ismaya akan turun ke arcapada dengan tugas mengawasi dan menjadi pamong trah keturunan Witaradya, ia mohon kepada ayahnya agar diberikan seoranjg kawan yang akan menemaninya.
Perrmintaan seorang teman itu dengan alasan karena Sanghyang Ismaya merasa tidak sah apabila pepecahan sesuatu persoalan hanya dilakukan oleh seorang diri. Sanghyang Tunggal kemudian menyuruh Sanghyang Ismaya menoleh ke belakang. Sanghyang Ismaya melaksanakan perintah ayahnya, tahu-tahu di belakangnya telah ada seseorang yang bentuk tubuhnya hampir meyerupai dirinya.
Di dalam pedalangan Jawa, Bagong dikenal pula dengan nama Bawor, Carub atau Astrajingga,.mempunyai tabiat : lagak lagu katanya kekanak-kanakan, luicu, suara besar agak serak (agor – Jawa), tindakannya seperti orang bodoh, kata-katanya menjengkelkan tetapi selalu tepat. Bagong menikah dengan Endang Bagnyawati, anak Prabu Balya raja gandarwa dari Pucungsewu.
Perkawinan itu bersamaan dengan perkawinan Semar dengan Dewi Kanistri dan perkawinan Resi Manumayasa dengan Dewi Kaniraras, kakak Dew Kanistri, putrid dari Bathara Hira. Seperti halnya dengan Semar, Bagong berumur panjang. Ia hidup sampai jaman Madya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar