Sabtu, 24 Agustus 2013
Dursala
Dursala adalah putera Dursasana dan ibunya bernama Dewi Saltani.Ayahnya adalah termasuk salah satu dari Keluarga Kurawa. Seperti ayahnya, Dursala juga kurang memperhatikan sopan santun.Sering bertindak sewenang-wenang terhadap orang yang lebih lemah dan selalu menang sendiri.
Sikap tidak terpuji ini sudah muncul sejak ia masih kecil,dan makin menjadi setelah ia dewasa,karena ayahnya bukannya menegur,tapi justru seolah-olah menyuruh.Walaupun pada dirinya melekat sifat-sifat buruk itu,Dursala tergolong tekun dalam menuntut ilmu kesaktian.Antara lain ia pernah berguru pada Begawan Pisyaca,seorang pendeta berujud raksasa,yang memberinya ilmu Aji Gineng.
Dalam lakon Aji Narantaka, Dursala dengan aji Ginengnya dapat mengalahkan Gatotkaca.Tubuh ksatria Pringgandani itu seolah remuk terkena hantaman Aji Gineng.Kisah ini berawal dari ulah para putera Pandawa yang dipimpin Gatotkaca untuk mengadakan latihan perang di Tegal Kurusetra.Kegiatan tanpa ijin ini membuat Prabu Duryudana marah dan mengutus Dursala untuk membubarkan latihan perang itu.Inilah pangkal sebab perang tanding antara Dursala dan Gatotkaca.
Karena kekalahannya ini,Gatotkaca lalu berguru pada Resi Seta,putera Prabu Matsawapati dari Wirata,di Pertapaan Suhini,di lereng Gunung Selaperwata.Dari guru yang masih terhitung kakeknya itu,Gatotkaca memperoleh ilmu Ajian Narantaka.
Setelah mendapat ilmu itu,segera Gatotkaca menemui Dursala.Ketika keduanya betanding lagi, Gatotkaca menang.Akibat Aji Narantaka, tubuh Dursala hancur menjadi abu.Peristiwa ini terjadi beberapa waktu sebelum pecah Baratayuda.Kematian Dursala benar-benar menyedihkan para Kurawa, karena sesungguhnya anak Dursasana ini sangat diharapkan menjadi salah satu senapati dalam Baratayuda kelak.
Dursala kawin dengan Dewi Sumini.Perkawinan ini membuahkan seorang anak bernama Susena.Dalam Baratayuda,Susena selamat,karena waktu itu ia masih kecil.Karena sifat-sifatnya yang dapat dipercaya kelak Susena menjadi salah satu senapati Kerajaan Astina pada zaman pemerintahan Prabu Parikesit.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar