Rabu, 21 Agustus 2013

Gandamana








ARYA GANDAMANA adalah putra mahkota negara Pancala. Putra PrabuGandabayu dengan permaisuri Dewi Gandarini.Arya Gandamana mempunyai kakak kandung bernama Dewi Gandawati. AryaGandamana adalah kesatria yang tiada tandingannya.Arya Gandamana berwajah tampan, gagah, tegap, pendiam, pemberani, kuatdan sakti serta memiliki ilmu andalan Aji Bandungbandawasa dan GlagahPangantol-atol.Arya Gandamana pernah menderita penyakit yang tak tersembuhkan. Penyakititu baru sembuh setelah ia berikrar, mengucapkan sumpah tidak akanmenjadi raja sesuai wangsit Dewata.Gandamana kemudian pergi mengabdikan ke negara Astina kehadapan PrabuPandu, dan diangkat menjadi patih negara Astina.Jabatan itu dipegangnya sampai ia harus meninggalkan negara Astinakarena penghianatan Sakuni.Ketika ayahnya, Prabu Gandabayu meninggal, Gandamana tetap teguh dengansumpahnya.Arya Gandamana relakan haknya menjadi raja kepada kakak iparnya, AryaSucitra yang menjadi raja Pancala bergelar Prabu Drupada.Akhir riwayat Gandamana diceritakan; menurut Mahabharata, Gandamanatewas dalam peperangan melawan Bima saat terjadi penyerbuan anak-anakKurawa dan Pandawa ke negara Pancala atas perintah Resi Durna. 

Sedangkan menurut pedalangan, Gandamana tewas dalam peperangan melawan Bima saatia melakukan pasanggiri/sayembara tanding dalam upaya mencarikan jodohuntuk Dewi Drupadi.Pada waktu Negara Cempalareja kedatangan raja-raja negara lain untukmelamar putri baginda, Dewi Drupadi, kedatangan mereka itu dirasakansebagai kedatangan musuh yang akan merusak Cempalareja, raja-rajatersebut berebut menang dan dikabulkan permintaannya.Gandamana memutuskan untuk mengadakan lomba adu tenaga. Ia sendiri masuk gelanggang dan berseru, bahwa barang siapa dapat mengalahkannya, dialah yang akan memiliki Drupadi.Semua raja melawan Gandamana, tetapi tak ada seorang pun yang dapatmengalahkannya. Sesudah itu suasana murka di antara raja-raja menjadiredalah. 

Datang kemudian Raden Bratasena untuk memasuki gelanggang,tetapi ia pun tak dapat mengalahkan Gandamana. Bratasena hampir-hampirtak berdaya. Setiap kali ia hendak menangkap Gandamana, lawannya itudapat menyampakkannya, hingga ia jatuh terlentang dan jika Bratasenaditangkap oleh Gandamana, Ia tak kuasa bergerak lagi dan hanya dapatmenolak-nolak dengan kedua tangannya.Tersebutlah Bratasena ada mempunyai kuku Pancanaka di kedua belahtangannya. Kuku tersebut mengenai tubuh lawannya dan seketika punGandamana tak berdaya lagi. Hilang segala kekuatannya dan teringatlah iaakan ramalan, bahwa ia akan mati oleh Pendawa. Maka yakinlah ia, bahwalawannya itu adalah seorang Pendawa juga.

Pada mulanya, ketika Bratasena dipanggil oleh Gandamana, ia tak beranimendekati, oleh karena merasa takut bertanding dengan orang yang begitukuat dan oleh karena selama hidup ia belum pernah menghadapi orangseperti Gandarnana itu. Tetapi setelah Bratasena tahu, bahwa lawannyatak berdaya lagi, datanglah ia mendekat dengan tenang.Ditanya mengenai asal-usulnya, mengakulah Bratasena, bahwa ia, adalahPendawa yang kedua. Bratasena lalu dipanggil oleh Gandamana, dipelukolehnya dan segala ilmunya diturunkannya kepada Bratasena. Sesudah itumatilah Gandamana.Sesudah menerima ilmu dari Gandamana itu, ilmu mana bernamaWungkalbener, bertambah saktilah Bratasena. Agar dapat mendatangkankesaktian, pemilik ilmu harus berjalan lurus. Itulah sebabnya mengapaBratasena selalu lurus jalannya, meski terhalang sekalipun. 

Rintanganapa pun tak diperdulikannya.Raden Gandarnana bermata telengan membelalak, berhidung dempak, berkumis dan berjenggot. Bentuk mukanya agak tenang. Bentuk muka yang serupa ini disebut merengus (Jawa: njenggureng) dan menjadi tanda, bahwa orangnya pemberani dan berbadan kuat. Berjamang tiga susun, bersanggul keling dengan garuda membelakang, bersunting kembang khiwih. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkalung ulur-ulur. Berkain katongan (kerajaan) lengkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar